Saya ingin berbagi pandangan saya tentang pelarangan ChatGPT di sekolah-sekolah.
■Situs pendidikan adalah tempat di mana kemampuan berpikir dikembangkan.
Sekolah dan lembaga pendidikan tidak hanya dituntut untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir dan membuat keputusan. Sebagai contoh, mata pelajaran seperti bahasa Jepang, ilmu sosial, matematika, sains, dan bahasa Inggris tidak hanya perlu mengajarkan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah.
Oleh karena itu, kami percaya bahwa sudah sepantasnya ChatGPT dilarang di sekolah-sekolah. Jika siswa mencari jawaban di ChatGPT, sekolah akan kehilangan nilainya dan siswa mungkin akan mencari jawaban di ChatGPT.
■ Peran sektor pendidikan juga untuk mengembangkan ‘kemampuan untuk mencapai tujuan’.
Namun, kami percaya bahwa sekolah tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan ‘kemampuan untuk mencapai tujuan’. Dalam ujian dan kegiatan klub, siswa diharapkan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam waktu yang terbatas. Meskipun dianggap benar untuk belajar berjam-jam di sekolah, dalam praktiknya penting untuk belajar secara efisien bahkan dalam waktu singkat.
Dalam hal ini, sekolah juga dapat memanfaatkan teknologi seperti ChatGPT untuk belajar dengan lebih efisien. Melalui trial and error semacam ini, siswa harus dapat memperoleh keterampilan yang akan berguna bagi mereka di masa depan. Anda mungkin merasa bahwa belajar berjam-jam di sekolah adalah hal yang terpuji, tetapi ketika Anda keluar ke dunia kerja, orang yang bekerja secara efisien akan dipuji.
■ Peraturan perlu ditetapkan sesuai dengan tujuan
Mengenai pertanyaan apakah perlu melarang ChatGPT atau tidak, saya rasa tidak ada jawaban yang mutlak. Setiap sekolah dan guru perlu menetapkan aturan sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Sebagai contoh, aturan khusus dapat dibuat, seperti melarang penggunaan ChatGPT sebelum ujian, tetapi mengizinkannya untuk digunakan di kelas.
Keberadaan ChatGPT juga tidak berarti bahwa siswa tidak akan menghafal pengetahuan tanpa alasan. Hal ini karena untuk memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka perlu mengerjakan soal-soal sendiri. Dalam hal ini, peran guru tetap sama: mereka dapat menggunakan ChatGPT untuk mencari jawaban, tetapi yang terpenting adalah mereka dapat menjelaskannya dengan kata-kata mereka sendiri.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan kemungkinan besar akan meningkat di masa depan. Pertanyaannya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi dalam konteks ini. Namun, posisi bidang pendidikan akan berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam proses ini, saya percaya bahwa penting untuk menetapkan aturan yang sesuai dengan tujuan.